(SAYIID ABDULLAH AL HADDAD TOKOH TAREKAT BA’ ALAWI AL HADDAD)
Dan seharusnyalah bagi kamu memiliki wirid
/ amalan yaitu mempelajari atau membaca Ilmu yang bermanfaat yaitu
ilmu yang akan menambah pengetahuanmu (ma’rifatmu) akan Dzat Allah
dan sifatNya dan Af’al / perbuatanNya, dan dengan ilmu tersebut
engkau akan mengetahui perintah –perintahNya yang mendorongmu untuk ta’at
kepadaNya, serta larangan-laranganNya yang mencegahmu untuk bermaksiyat
kepadaNya, sehingga yang demikian itu akan menyebabkan kamu zuhud terhadap
dunia dan mencintai akhirat. Dan dengan Ilmu yang bermanfaat tersebut
akan memperlihatkanmu akan Aib atau cacat dirimu dan akan dapat
diketahui bahaya hasil perbuatanmu, serta tipudaya musuh-musuhmu. Maka yang
demikian inilah Ilmu yang bermanfaat yang tertera di dalam Kitab Allah
dan Sunnah Rasul SAW, dan kitab para Aimmah atai para imam
pemimpin umat. Dan Imam Al-Ghazali telah mengumpulkannya dalam
kitabnya yang sangat mulia (Ihya’ Ulumuddin), yang sangat besar
faidahnya bagi orang yang memiliki Bashiirah / mata hati dan gemar
akan Ilmu agama dan keyakinan yang sempurna, maka bersungguh-sungguh mereka
dalam mempelajari kitab tersebut, demikian juga bagi kamu jika kamu benar
bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan akhirat, dan berkeinginan untuk sampai
/ wushul kepada martabat hakikat. Dan sungguh kitab tersebut dijadikan
rujukan para ahli pencari hakikat yaitu para sufi dan mereka
memperoleh faidah yang sangat besar dalam waktu yang relatif singkat, semua
karena berkah Al-Imaam Al-ghazaali ra.
Dan seharusnyalah bagi kamu memperbanyak
membaca kitab hadits dan tafsir dan mempelajari kitab yang
umum/kebanyakan dipelajari oleh para alim ulama, karena yang demikian itu akan
dapat membukakan hati dan jalan yang sempurna menuju kedekatan dengan
Allah seperti yang dikatakan sebagian Arifiin. Akan tetapi hendaklah
berhati-hati apabila menelaah beberapa risalah yang membahas masalah-masalah
yang sangat halus/lembut dan masalah hakikat dengan belajar sendiri tanpa
didampingi seorang guru / Syaikh pemimbing, dan masalah yang demikian ini
banyak dijumpai dari risalah-risalah yang di karang oleh beberapa pengarang
seperti Syaikh Muhammad ‘Arabi dan beberapa risalah dari Al-Imam Al-Gazali RA
seperti kitab Al-Ma’aarij. Apabila ada orang yang berkata,
“sesungguhnya tidak mengapa bagi kami mempelajari kitab-kitab tersebut karena
sesungguhnya kami hanya mengambil apa-apa yang kafi faham atasnya dan beriman
terhadap apa yang tidak kami fahami dari kitab tersebut”, maka jawabannya
adalah “sesungguhnya dihawatirkan bagimu bahwa apa yang engkau fahamkan dari
kitab tersebut tidak sama denagn apa yang dikehendaki oleh pengarangnya maka
akan menjadi tersesat dari jalan yang benar, seperti yang terjadi pada beberapa
kaum yang muthala’ah kitib-kitab tersebut tanpa pembimbing seorang Syaikh
maka menjadi Zindiq dengan pernyataan mereka mengenai hulul dan
ittihaad (manunggaling kawulo gusti) – penyatuan antara hamba dengan
TuhanNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar