(SAYIID ABDULLAH AL HADDAD TOKOH TAREKAT BA’ ALAWI AL HADDAD)
Dan seharusnya bagi kamu memiliki amalan
dzikir kepada Allah Ta’ala dengan ditentukan waktunya maupun bilangan jumlahnya
(tentusaja dengan meminta amalan dari para Masayikh / para Ulama’)
karena yang demikian ini untuk mendidik kedisiplinan. Dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya dzikir adalah termasuk rukun thariqao atau
sesuatu yang harus dijalankan bagi orang yang hendak mendekatkan diri kepada
Allah, dan dzikir adalah kunci pembuka hakikat dan merupakan pedang
bagi murid. Sebagaimana yang dikatakan oleh ba’dhul ‘Aarifiin
bahwasesungguhnya telah berfirman Allah, “Fadzkuruunii Adzkurkum” yang
artinya, “maka ingatlah/berdzikirlah kamu semua kepada Ku niscaya Aku akan
mengingatmu”. Dan allah telah berfirman, “FasdzkuruuLlaaha qiyaaman wa
qu’uudan wa ‘alaa junuubikum” yang artinya, “maka ingat/berdzikirlah kamu
sekalian kepada Allah ketika berdiri, dan duduk, dan ketika berbaring diatas
punggungmu”.
Dan Allah Ta’ala juga berfirman, “Yaa
ayyuhalladziina aamanuudzdzkuruLlaaha dzikran katsiira” yang artinya,
“Wahai orang-orang yang beriman, dziirlah kamu sekalian kepada Allah denagn
dzikir yang banyak”.
Dan telah bersabda RasuluLlah SAW, yang artinya,
“Sesungguhnya Aku tergantung persangkaan hamba-ku kepada-Ku, dan Aku akan
selalu bersamanya selama mereka menmgingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam
dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam Diri-Ku. Jika ia menyebut-Ku di
tempatnya, maka Aku akan menyebut-Nya di tempat-Ku lebih baik dari pada
penyebutannya di tempatnya”.
Dan Nabi SAW telah
bersabda, “Telah berfirman Allah Ta’ala, ‘Aku adalah teman duduk orang yang
berdzikir kepada-Ku.”
Dan Nabi SAW juga
telah bersabda, “Maukah kamu sekalian aku tunjukkan sebaik-baik amal kamu
semua untuk Tuhanmu, dan lebih dapat mengangkat derajat kamu sekalian, dan yang
lebih baik bagi kamu dari paad menginfaqkan emas dan perak dan lebih baik dari
keadaan seandainya engkau berjumpa dengan musuh maka engkau memukul pundak
mereka demikian juga mereka memukul pundakmu (perang fi sabiliLlah), ?”
Maka mereka (para sahabat) menjawab, “Baik Yaa RasuluLlah”. Maka Nabi
bersabda, ‘DzikruLlah yaitu dzikir kepada Allah”.
Dan dengan dzikir
banyak sekali buah dan manfaatnya bagi orang yang bersungguh-sungguh
mengamalkannya dengan adab dan hadirnya hati di hadapan Allah
Ta’ala. Dan minimal buah hasil dari dzikir adalah rasa manis lezat yang
dirasakan di dalam hati yang dapat mengalahkan segala sesuatu disekelilingnya
misalnya kelezatan dunyawiyah. Sedang paling tinggi buah dari dzikir adalah
apabila ia fana (hilanglah segala sesuatu) karena mengerasnya Yang di
ingat yaitu Allah bahkan ia sendiri tidak fana / ingat akan dirinya
sendiri -karena terkalahkan oleh Yang diingat/disebutnya. Dan juga fana/lenyap dari segala sesuatu selain
Dia.
Dan barang siapa yang duduk dalam keadaan suci
baik dari hadats maupun najis di tempat yang sunyi (khalwat) dengan
menghadap kiblat menenangkan pandangan matanya, menundukkan kepalanya kemudian
berdzikir kepada Allah dengan hati yang hadir ke hadapan Allah maka
hatinya akan melihat dan merasakan bekasnya dzikir secara nyata. Dan
apabila ia terus dalam keadan yang demikian maka nuurul qurbi / cahaya
kedekatan akan menyiinarinya dan akan terbuka baginya asraarul ghaibi yaitu
rahasia sesuatu yang ghaib. Dan seutama-utamanya dzikir dalah apabila terwujud
bersama-sama antara dzikir hati dan lisan. Dan yang dimaksud dzikrul qalbi
/dzikir hati adalah apabila bisa hadir ke dalah hati akan makna apa yang
diucapkan oleh lisan. Seperti Taqdis dan tahmiid (Pemahasucian dan
pemujian) kepada Allah ketika tasbih dan tahlil. Dan dzikir adalah
wirid yang abadi / da’im maka berusahalah agar lisan senantiasa basah
dengan sebab dzikir dalam keadaan apapun kecuali pada waktu yang tidak
memungkinkannya untuk melaksanakan dzikir tersebut seperti ketika membaca
Al-Qur’an dan tafakur. Dan jadikan ibadah yang demikian ini sebagai media untuk
mendekatkan diri kepada Allah, dan janganlah terpancang dengan hanya satu macam
dzikir saja akan tetapi sebaiknya memiliki amalan dzikir yang berfariasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar